A. Pengertian
Menyimak
Kata menyimak sudah sangat
akrab dengan telinga setiap orang. Namun dilapangan bayak orang yang salah
mengartikan menyimak. Menutur sebagian orang menyimak sama atau bersinonim
dengan kata mendengar dan mendengarkan. Dan bagi sebagian lagi mengartikan
menyimak berbeda dengan mendengar dan mendengarkan . bagi penulis sendiri
ketiga kata tersebut memiliki perbedaan makna disamping ada sedikit
persamaannya.
Dalam kamus lengkap Inggris
Indonesia susunan Prof. Dr. S. Wojowasito dan Poerwadarminta ( 1974
: 72 ), ( 1 ) mendengar = to hear ( 2 ) menyimak = to listen. Sedangkan dalam
kamus umum bahasa Indonesia susunan W.Y.S. Poerwadarminta yang diolah
kembali pusat pembinan dan pengembangan Bahasa ( 1976 : 947 ) menyimak =
mendengarkan ( memperhatikan ) baik – baik apa yang diucapkan atau dibaca
orang.
Greene dan Walter dalam
suhendar ( 1997 : 2 ) menjelaskan bahwa ada empat langkah proses menyimak yaitu
( 1 ) mendengar , ( 2 ) mengerti, ( 3 ) mengevaluasi, ( 4 )
menanggapi. Pendapat ini didukung Suhendar ( 1997 : 2 ) “ menyimak
merupakan proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna “ Artinya menyimak
menyimak itu merupakan keterampilan reseftif dan bersifat fasif. Menyimak itu
hanya didapatkan dari bunyi bahasa.
Berdasarkan beberapa pendapat
diatas dapat dijelaskan bahwa peristiwa menyimak akan melalui dua proses
mendengar dan mendengarkan. Dalam menyimak ada unsur kesengajaan bahkan telah
dipersiapkan terlebih dahulu tentang apa saja yang akan menjadi fokus perhatian
terhadap apa yang akan disimak. Artinya ketika seseorang akan menyimak, dia
akan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat kegiatan menyimak
berlangsung. Orang yang mempersiapkan faktor pisik dan psikis yang matang maka
hasil simakan diprediksi akan maksimal . sebaliknya, seseorang yang menyimak
tampa persiapan baik pisik maupun psikis diperkirakan hasil simakannya kurang
maksimal.
Menyimak merupakan kegiatan
mendengarkan dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, dan interpretasi
untuk memproleh informasi. Menangkap ide atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampakan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan. Kegiatan menyimak berlangsung dengan konsep atau persiapan yang jauh
lebih komplek dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan, keiatan menyimak
melibatkan dua aktivitas sekaligus. Pertama aktivitas pisik yang akan
menentukan ketika kegiatan menyimak berlangsung, seseorang tidak akan dapat
menyimak dengan baik jika inderap pendengarannya terganggu. Kedua, menyimak
melibatkan aktivitas psikis yaitu pikiran. Suatu hal yang mustahil seseorang
dapat menyimak dengan maksimal jika pikirannya sedang susah atau terganggu.
Mukhtar dan Anilawati ( 2006 : 3 ) mengatakan bahwa
menyimak dapat diartikan sebagai suatu proses menyimak
inporasi yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
mendengarkan, memahami, menginterpretasi, menilai, dan memberikan respon
terhadap apa yang disimak. Peristiwa menyimak melibatkan pendengaran,
penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahka hati nurani.
Pendapat tersebut didukung
oleh Tarigan ( ) mengatakan “ Menyimak adalah suatu proses
yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengindentifikasi,
menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.
Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, dan
pengertian “.
Disisi lain, Faisal ( 2005 :
11 ) mengatakan bahwa menyimak adalah kemampuan menangkap pesan yang
disampaikan melalui bahasa lisan, menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan
mendengar bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterpretasi makna
bunyi bahasa kemudian menilai dan menaggapi bunyi bahasa tersebut.
Secara singkat penulis menyimpulkan bahwa menyimak
adalah mendengarkan dengan sungguh – sungguh atau konsentrasi apa yang
diucapkan atau tulisankan oleh pembicara ( bahan simakan ) untuk mendapatkan
informasi ataupun pakta.
1. Tujuan Menyimak
Tujuan menyimak bersifat umum.
Tujuan tersebut dapat dipecah – pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan
aspek tertentu yang tertekan. Perbedaan dalam tujuan menyimak itu sendiri
menyebabkan perbedaan dalam aktivitas penyimak yang bersangkutan . salah satu
klasifikasi tujuan menyimak adalah sebagai pembagian berikut :
1) Mendapatkan pakta
2) Menganalisis pakta
3) Mengevaluasi pakta
4) Mendapatkan inpirasi
5) Menghibur diri
6) Meningkatkan kemampuan
bicara. Tarigan ( 1997 : )
2. Peranan
Menyimak
Dalam kehidupan sehari – hari, aktivitas menyimak
tidak dapat dilepas dari kehidupan kita. Di toko, di sekolah, di masjid, di warung, dan dimana saja
menyimak selalu kita lakukan, menyimak merupakan aktivitas penting dalam hidup
kita. Menyimak sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan. Melalui menyimak
kita dapat menambah informasi. Menyimak dapat memperlancar komunikasi lisan.
Menyimak adalah sebagai penunjang berbahasa yang lain ( berbicara, membaca, dan
menulis ).
Artinya bahwa aktivitas
menyimak adalah yang tertinggi dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang
lain.
Paul T. Rankin seorang
ahli bidang komunikasi, meneliti tentang penggunaan waktu kerja sekelompok
manusia. Laporan Rankin adalah sebagai berikut :
a. menyimak :
42 %
b. berbicara :
32 %
c. mem
baca : 15 %
d. menulis :
11 %
Jumlah 100
%
Hasil ini juga membuktikan
bahwa menyimak adalah kegiatan yang paling tinggi dilakukan oleh manusia. Hasil
penelitian lainnya walaupun hasilnya agak bervariasi namun tetap membuktikan
bahwa kegiatan menyimak selalu lebih lama dari kegiatan berbicara, membaca, dan
menulis.
Oleh karena itu, menjadi
sandaran bagi kita akan pentingnya aktivitas menyimak, aktivitas menyimak sudah
seharusnya lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas berbicara. Untuk menjadi
penyimak yang sukses kita perlu mempelajari keterampilan menyimak, terutama
anak didik di sekolah.
3. Hal – Hal Yang Perlu Disimak
- Khusus mengenai bahasa, lebih – lebih bahasa
asing maka pelajar haruslah menyimak serta mengenal, memahami ( karena
semua itu mengandung makna ).
4. Faktor – Faktor Yang Mem pengaruhi Menyimak
Berhasil atau tidaknya menyimak sangat banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
- faktor
psikologis
- prasangka
dan kurangnya simpati terhadap
pembicara
- keegoisan
dan kewajiban terhadap minat pribadi serta masalah pribadi
- kepicikan
atau kurang luasnya pandangan
- kebosanan
atau tidak ada perhatian pada subjek
- faktor fisik
kondisi fisik seseorang
menyimak merupakan faktor yang penting untuk keberhasilan menyimak, penyimak
sering kuramng efektif disebabkan beberapa faktor berikut ini :
- sangat
lelah
- ukuran
gizi rendah
- ruangan
terlalu panas, lembab atau telalu dingin
- suara
bising dari jalan atau kamar sekolah
- seseorang
dalam keadaan bingung
- berada
dalam keadaan tergesa – gesa
- faktor pengalaman
penguasaan kosa kata juga
mempengaruhi kualitas menyimak. Bahasa yang dipancarkan dari kosa kata bahasa
asing, cenderung mengurangi perhatian menyimak. Penyimak tidak mendengar ide –
ide yang berada diluar jangkuan pengrtian serta pemahaman mereka.
Sedangkan kesulitan dalam menyimak menurut Luman dalam
Tim mata Kuliah Ikip Medan dipengaruhi oleh :
- susuna informasi
- latar belakang pengetahuan penyimak mengenai
topok yang disimak
- kelengkapan dan kejelasan informasi yang disimak
- pembicara lebih banyak menggunakan kata ganti
daripada kata benda secara lengkap maka teks itu lebih sulit dipahami.
- yang dideskripsikan dalam teks yang disimak
mengandung hubungan strategis atau hubungan yang dinamis.
5.
Penyimak
Ideal
Secara umum menyimak dapat diartikan kemampuan
menangkap pesan yang disampaikan melalui lisan, jika dikaitkan dengan proses
kegiatan menyimak, maka menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengar
bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterpretasi makna bunyi bahasa kemudian
menilai dan menaggapi bunyi bahasa.
Menurut Faisal ( 2005 : 11 )
penyimak ideal adalah orang yang memiliki kemampuan menyimak sangat baik. Ciri
– ciri orang yang memiliki kemampuan menyimak sangat baik atau penyimak ideal
adalah sebagai berikut :
- siap pisik dan mental
- motivasi dan kesungguhan
- objektif dan menghargai pembicaraan
- menyeluruh dan selektif
- paham situasi dan kenal arah pembicaraan
- kontak dengan pembicaraan
- merangkum isi pembicaraan
- menilai dan menanggapi isi pembicaraan
6.
Metode Integratif
Pelajaran yang pertama
diterima disekolah adalah menyimak, biasanya siswa disuruh mendengarkan pembicaraan
dari guru. Siswa pasif dan hanya mendengarkan saja. Terkadang guru menyangka
siswanya sudah menmahami apa yang diucapkannya, tetapi ternyata siswa tidak
memahami ucapan guru.
Hal ini terjdi
kemungkinan disebabkan oleh metode pembelajaran menyimak yang monoton.
Pembelajaran yang hanya diterapakan dengan cara konvensial saja yaitu ceramah
dan tanya jawab sebelum mencapai hasil menyimak
secara optimal dan maksimal . oleh karena itu, perlu
dilakukan inovasi pembelajaran menyimak.
Pada penelitian dan tindakan ini, penulis akan mencoba
memberi masukan kepada guru kelas V SDN 002 Kasikan, yakni bagaimana cara
meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas V SD Negeri 002 Kasikan Kecamatan
Tapung Hulu Kabupaten Kampar. Dengan menerapkan metode interaktif. Maka pada bagian
ini dikaji teori yang berkaiatan dengan metode interaktif tersebut.
Metode interaktif belum akrab
dikalangan pendidikan karena metode ini merupakan metode
pembelajaraan yang jarang dgunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Selain terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab, mungkin guru
juga kurang paham dengan cara ini. Metode interagtif ini adalah salah satu
metode pembelajaran yang memadukan beberapa aspek. Pemaduan itu bisa terjadi
antar aspek dalam bidang studi yang sama. Dapat juga antar bidang studi yang
berbeda.
Menurut Suyatno ( 2004 : 6 )
integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam suatu proses. Integratif
terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studin
artinya menyatukan beberapa aspek dalam satu bidang studi diin tegrasikan.
Misalnya menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis, menulis
diinterghasikan dengan berbicara, sedangkan antar bidang studi adalah merupakan
pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi, misalnya bahasa Indonesia
dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.
Dalam penelitian ini penulis
mengajak guru kelas V SDN 002 Kasikan untuk mencoba menerapakan
metode integratif ini dalam suatu bidang studi. Yang diintegrasikan atau
dipadukan adalah antara satu aspek keterampilan berbahasa dengan aspek
keterampilan berbahasa yang lain : keterampilan menyimak dengan membaca ;
keterampilan membaca dengan berbicara ; keterampilan menyimak dengan berbicara
; keterampilan menyimak dengan menulis dan atau keterampilan membaca
dengan menulis.
B. JENIS-JENIS MENYIMAK
Mendengar, mendengarkan, dan menyimak memiliki makna yang berbeda.
Kegiatan mendengar belum terdapat unsur kesengajaan untuk menyimak bunyi-bunyi
yang didengarkannya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan sudah terdapat unsur
kesengajaan dan tujuan tetapi belum terdapat unsur pemahaman. Sedangkan,
kegiatan menyimak sudah terdapat unsur kesengajaan, tujuan dan pemahaman.
Kegiatan menyimak memiliki manfaat yaitu memperlancar komunikasi, memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan, dan sebagai dasar belajar bahasa. Untuk dapat menyimak dengan baik, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor menyimak, yaitu alat dengar dan alat bicara, situasi dan lingkungan, konsentrasi, pengenalan tujuan pembicaraan, pengenalan paragraf atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-kalimat inti pembicaraan, kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat, memiliki intelegensi yang tinggi, dan latihan yang teratur.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat salahsatu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran menyimak yaitu jenis – jenis menyimak.
Pengklasifikasian menyimak dibagi berdasarkan :
Kegiatan menyimak memiliki manfaat yaitu memperlancar komunikasi, memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan, dan sebagai dasar belajar bahasa. Untuk dapat menyimak dengan baik, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor menyimak, yaitu alat dengar dan alat bicara, situasi dan lingkungan, konsentrasi, pengenalan tujuan pembicaraan, pengenalan paragraf atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-kalimat inti pembicaraan, kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat, memiliki intelegensi yang tinggi, dan latihan yang teratur.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat salahsatu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran menyimak yaitu jenis – jenis menyimak.
Pengklasifikasian menyimak dibagi berdasarkan :
C. MENYIMAK BERDASARKAN SUMBER SUARA
Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu :
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening
2) Interpersonal listening atau menyimak antarpribadi.
Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut inter personal listening.
Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu :
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening
2) Interpersonal listening atau menyimak antarpribadi.
Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut inter personal listening.
D. MENYIMAK BERDASARKAN BAHAN SIMAK
Secara garis besar Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis yakni: (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.
a. Menyimak Ekstensi
Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
Contoh : Achank sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
b. Menyimak estetik
Menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku
c. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.
Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
d. Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
e. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
2. Menyimak introgatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
3. Menyimak penyelidikan
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan;
• Hal-hal baru yang menarik,
• Informasi tambahan mengenai suatu topik,
• Isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik
4. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
5. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
6. Menyimak selektif
Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.
Secara garis besar Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis yakni: (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.
a. Menyimak Ekstensi
Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
Contoh : Achank sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
b. Menyimak estetik
Menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku
c. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.
Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
d. Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
e. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
2. Menyimak introgatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
3. Menyimak penyelidikan
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan;
• Hal-hal baru yang menarik,
• Informasi tambahan mengenai suatu topik,
• Isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik
4. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
5. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
6. Menyimak selektif
Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.
E. MENYIMAK BERDASARKAN PADA TITIK PANDANG AKTIVITAS PENYIMAK
Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
1). Kegiatan menyimak bertarap rendah
Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.
2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.
Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
1). Kegiatan menyimak bertarap rendah
Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.
2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.
KETERAMPILAN MENYIMAK Dalam keterampilan
menyimak akan dibahas mengenai: (1) pengertian menyimak,(2) tujuan menyimak,
(3) ragam menyimak, dan (4) faktor-faktor yang mempengaruhimenyimak.Pengertian
Menyimak Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa
yangsangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk
menguasai suatubahasa. Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan
menyimak rentetanbunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba
unt uk menerapkandalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut
belajar membaca darimengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh
guru sampai padamengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan
bunyi-bunyi bahasa tersebut.Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis.
Demikian seterusnya sampai anak bisamengutarakan isi pikiran melalui bahasa
lisan maupun bahasa tulisan, dan mampumemahami isi pikiran orang lain yang
diungkapkan melalui bahasa lisan maupun bahasatulisan. Pengertian menyimak
menurut Tarigan adalah: Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang -lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan (1987:28).
2. “Menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyibahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi,
menilai, dan mereaksi atas makna yangterkandung di dalamnya” (Tarigan, 1991:4).
“Menyimak sebagai proses mendengarkan, mengenal, serta
menginterpretasikanlambang-lambang lisan. Menyimak bermakna mendengarkan dengan
penuh pemahamandan perhatian serta apresiasi” (Anderson dalam Tarigan,
1987:28). Menyimak adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh
seorangfasilitator. Menyimak bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang “masuk
kuping kirikeluar kuping kanan” atau sebaliknya. Menyimak adalah mendengar
untuk memahamiapa yang dikatakan orang lain dengan proses serius yang tidak
bisa dilakukan hanyadengan mengandalkan kebiasaan, refleks maupun insting.
(Adnan, http://jejakkelana.wordpress.com). Berdasarkan pendapat di atas dan
dikaitkan dengan penelitian ini, maka menyimakyang dimaksud di sini adalah
menyimak siaran berita radio melalui media rekaman.Jadi, menyimak siaran berita
radio melalui media rekaman adalah mendengarkandengan penuh perhatian tentang
apa yang disampaikan atau terdapat dalam siaran beritaradio tersebut.Tujuan
Menyimak Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tak pernah terlewati.
Secarasadar atau tidak sadar perbuatan menyimak yang dilakukan mempunyai tujuan
tertentu.Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan, danmemahami komunikasi. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan
atau memahami bahan simakan.Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa “tujuan utama
menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang
tersirat dalam bahan simakan”(Tarigan, 1991:4).
3. Kalau ada orang bertanya: “Apa fungsi
menyimak bagi Anda?” maka secarapraktis kita dapat memberi jawaban, antara
lain: 1. Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau
sangkut - pautnya dengan pekerjaan atau profesi saya. 2. Saya menyimak agar
saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan antarpribadi dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan masyarakat. 3. Saya
menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan - keputusan
yang masuk akal. 4. Saya menyimak agar dapat memberikan responsi yang tepat
terhadap segala sesuatu yang saya dengar (Hunt dalam Tarigan, 1987:55). Memang,
tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam, antara lain: 1. Ada
orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh pengetahuan dari
bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain, menyimak untuk belajar. 2.
Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari
materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipergelarkan (teruta ma sekali
dalam bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audio
maupun visual (audiovisual). 3. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar
dapat menilai apa -apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur,
logis-tak logis, dan lain- lain); singkatnya, menyimak untuk mengevaluasi. 4.
Ada orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa -apa yang disimak
itu (misalnya: pembaca cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu,
4. dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek
kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. 5. Ada orang yang
menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide - ide, gagasan-gagasan,
maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak
contoh dan ide yang dapat dipero leh dari sang pembicara dan semua ini
merupakan bahan penting untuk menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya
sendiri. 6. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat
membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti
(distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat nyata
pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran
pembicara asli (native speaker). 7. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud
agar dapat meme cahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8. Selanjutnya ada lagi
orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan; dengan perkataan lain,
dia menyimak secara persuasive (Logan dan Shrope dalam Tarigan, 1987:56).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
tujuanmenyimak dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu:1. Menyimak bertujuan
untuk belajar2. Menyimak bertujuan untuk menikmati3. Menyimak bertujuan untuk
mengevaluasi4. Menyimak bertujuan untuk mengapresiasi
5. 5. Menyimak bertujuan untuk
mengkomunikasikan ide-ide6. Menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi7.
Menyimak bertujuan untuk memecahkan masalah8. Menyimak bertujuan untuk
meyakinkanRagam Menyimak Seperti yang diketahui bahwa tujuan menyimak adalah
untuk memperolehinformasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang
hendakdisampaikan sang pembicara melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan
umum. Disamping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang
menyebabkanadanya aneka ragam menyimak, yaitu: 1. Menyimak Ekstensif, yang
terdiri atas; menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan
menyimak pasif. 2. Menyimak Intensif, yang terdiri atas; menyimak kritis,
menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif,
dan menyimak selektif (Tarigan, 1987:35).2.2.3.1 Menyimak Ekstensif Menyimak
ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimakmengenai
hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu
dibawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan, 1987:35 -36). Penggunaan
yang paling dasar adalah untuk menangkap atau mengingat kembalibahan yang telah
dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara baru.Keuntungan
mengingatkan bahan lama kepada para siswa, bahwa mereka melihat hal itusecara
wajar dalam lingkungan yang asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalamhubungan
kelas, tempat pertama kali disajikan secara formal.
6. Yang termasuk kelompok menyimak ekstensif
sebagai berikut.1. Menyimak Sosial Menyimak Sosial (social listening) atau
menyimak konversasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan
(courtreous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat
orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian
semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat
responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan
memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan (Dawson
dalam Tarigan,1987:37). Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit
mencakup dua hal, yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian
terhadap percakapan dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam
proses komunikasi.2. Menyimak Sekunder Tarigan (1987:38) menyatakan bahwa
“menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak
secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive
listening).” Menyimak ini lebih bersifat umum tanpa ada bimbingan. Apa yang
didengar oleh penyimak bukan menjadi tujuan utama. Salah satu contoh, bila
menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan menulis atau
melukis.3. Menyimak Estetik Menyimak estetik (aesthetic listening) atau
menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dari
kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif (Tarigan,
1987:38). Menyimak estetik mencakup menyimak musik, puisi, menikmati cerita,
teka-teki yang dapat mengapresiasikan terhadap suatu hal tertentu. Menyimak
estetik bertujuan untuk siswa agar dapat menyimak musik, puisi, dan drama.
Sehingga dapat menikmati dan
7. mengapresiasikan cerita-ceritanya dalam
lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru atau siswa.4. Menyimak
pasif Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ajaran tanpa
upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang
teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai
sesuatu bahasa. Untuk melakukan hal ini, perlu mempergunakan teknik-teknik
tertentu yang bermanfaat, antara lain: 1) Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak
banyak-banyak. 2) Tenang dan santai. 3) Jangan memasang rintangan bagi bunyi.
4) Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak. 5) Beri kesempatan bagi
otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan sesuatu yang lain (Nida dalam
Tarigan, 1987:39-40)2.2.3.2 Menyimak Intensif Tarigan (1987:40) menyatakan
bahwa “menyimak intensif diarahkan pada suatukegiatan yang jauh lebih diawasi,
dikontrol terhadap satu hal tertentu.” Dalam kegiatanini diperlukan pengarahan
dari guru. Salah satu cara yang sederhana untuk melatih tipemenyimak seperti
ini adalah menyuruh siswa menyimak tanpa memberi teks tertulissekali atau dua
kali, misalnya teks mengenai suatu paragraf yang mengandung beberapapenghubung
kalimat. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi.Kemudian
memberikan teks tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung -penghubung
kalimat itu berada. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimakrekaman lagi.
8. Mungkin dalam kegiatan menyimak intensif,
dapat dikatakan sebagai kegiatanmenyimak atau mendengarkan dengan sempurna,
tetapi belum tentu memahamimaknanya. Oleh karena menyimak makna merupakan suatu
keterampilan penting untukdikembangkan, haruslah disadari benar-benar isi yang
terkandung sebenarnya dari pesantersebut dan berada dalam jangkauan intlektual
dan kedewasaan siswa. Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok
menyimak intensifsebagai berikut.1. Menyimak Kritis Menyimak kritis (critical
listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau
kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang
pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat”
(Tarigan, 1987:42). Menyimak kritis lebih cendrung meneliti letak kekurangan d
an kekeliruan dalam pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara kritis,
segala ucapan atau informasi lisan yang disimak untuk memproleh suatu
kebenaran.2. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif (concentrative
listening) sering juga disebut a study- type listening atau menyimak yang
merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak
konsentratif ini adalah: 1) Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.
2) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas,
waktu, urutan serta sebab-akibat. 3) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir
informasi tertentu. 4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.
9. 5) Merasakan serta menghayati ide-ide sang
pembicara, sasaran maupun pengorganisasiannya. 6) Memahami urutan ide-ide sang
pembicara. 7) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson
dalam Tarigan, 1987: 45).3. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif (creative
listening) merupakan kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan
rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan,
serta perasaan-perasaan yang menggambarkan keindahan yang dirangsang oleh
apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan, 1987: 46).4. Menyimak
Eksplorasif Tarigan (1987:47) menyatakan bahwa “menyimak eksplorasif
(exploratory listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud
dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.” Dalam menyimak
seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjalani serta
menemukan hal-hal yang menarik sebagai informasi tambahan mengenai suatu
topik.5. Menyimak Interogatif Tarigan menyatakan pengertian mengenai menyimak
interogatif sebagai berikut. Menyimak interogatif (interrogative listening)
adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari
ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan
(1987:48).
10. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini
sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan
informasi dengan cara mengintrogasi atau menanyai sang pembicara.6. Menyimak
Selektif Merdhana (1987:32) menyatakan bahwa “menyimak selektif (selective
listening) adalah menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi tertentu
terhadap kebahasaannya di samping terhadap isi pesan itu.” Dalam menyimak
selektif penyimak mungkin berhadapan dengan pesan-pesan yang tidak
perlu.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak Faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam proses kegiatan menyimak, yaitu: (1)sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4)
sistuasi kehidupan, dan (5) peranan dalammasyarakat (Hunt dalam Tarigan,
1987:97). Pakar lain mengemukakan hal-hal yang merupakan faktor-faktor
yangmempengaruhi menyimak: (1) pengalaman, (2) pembawaan, (3) sikap atau
pendirian,(4) motivasi, daya penggerak, prayojana, dan (5) perbedaan jenis
kelamin atau seks(Webb dalam Tarigan, 1987:97). Di samping itu, ada pula pakar
yang mengemukakan faktor-faktor yangmempengaruhi menyimak, yaitu: (1) faktor
lingkungan, yang terdiri dari lingkunganfisik dan lingkungan sosial, (2) faktor
fisik, (3) faktor psikologis, dan (4) faktorpengalaman (Logan dalam Tarigan,
1987:97-98). Berdasarkan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak,ketiga sumber tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan. Setelah
dibandingkansumber tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam proseskegiatan menyimak adalah: (1) faktor fisik, (2) faktor
psikologis, (3) faktorpengalaman, (4) faktor sikap, (5) faktor motivasi, (6)
faktor jenis kelamin, (7) faktorlingkungan, dan (8) faktor peranan dalam
masyarakat.
11. 1) Faktor Fisik Kondisi fisik seorang
penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukankeefektifan serta
kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekalimendengar. Dalam
keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan ide -ide pokok
seluruhnya. Juga secara fisik dia berada jauh di bawah ukuran gizi yangnormal,
sangat lelah, serta tingkah polahnya tidak karuan. Kesehatan sertakesejahteraan
fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak.Lingkungan
fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas,lembab
atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang
sedangmelakukan kegiatan menyimak. 2) Faktor Psikologis Tarigan (1987:100)
menyebutkan bahwa faktor-faktor psikologis dalam menyimakmencakup
masalah-masalah: 1) prasangka dan kurangnya simpati terhadap parapembicara
dengan aneka sebab dan alasan; 2) keegosentrisan dan keasyikan terhadapminat
pribadi serta masalah pribadi; 3) kepicikan yang menyebabkan pandangan
yangkurang luas; 4) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian
samasekali pada pokok pembicaraan; 5) sikap yang tidak layak terhadap sekolah,
terhadapguru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang pembicara. 3)
Faktor Pengalaman Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting
dalam menyimak.Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya
pengalaman dalambidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang
dan bermusuhantimbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa
tidak akan“mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta
pemahamanmereka. 4) Faktor Sikap
12. Setiap orang akan cenderung menyimak
secara seksama pada topik -topik ataupokok-pokok pembicaraan yang dapat
disetujui dibanding den gan yang kurang atautidak disetujuinya. Pada dasarnya
manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenaisegala hal, yaitu sikap
menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerimapada hal-hal yang
menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap me nolak padahal-hal yang
tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. 5) Faktor Motivasi “Motivasi
merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalaumotivasi kuat
untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akanberhasil mencapai
tujuan” (Tarigan, 1987:103). Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan
segala sesuatu. Dalammengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi
seorang guru merupakansuatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta
memperbesar moti vasimereka untuk menyimak dengan tekun. 6) Faktor Jenis
Kelamin Berdasarkan beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa
pria danwanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara
merekamemusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. Silverman dan Webb,
misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumnya bersifat
objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau
mundur, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), dapat
menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih
subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusif (menyebar), sensitif, mudah
dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak
berdikari), dan emosional (dalam Tarigan, 1987:104). 7) Faktor Lingkungan
13. Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas
merupakan faktor penting dalam memotivasikegiatan menyimak, seperti menaruh
perhatian pada masalah -masalah dan sarana-saranaakustik, agar siswa dapat
mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dangangguan. Para guru harus
dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikianrupa sehingga
memungkinkan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama u ntukmenyimak.
Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa
dalammenyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana mereka
didoronguntuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui bahwa
sumbangan -sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai kesempatan
untukdidengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang
mempunyaikesempatan berbicara. Jadi, suasana dimana guru merencanakan
pengalaman -pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi
ruangan kelasuntuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka. 8) Faktor
Peranan dalam MasyarakatTarigan (1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan
banyak dilihat; banyakdisimak banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan me
nyimak dapat dipengaruhioleh peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan
pendidik, dipandang perlu untukmenyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran
radio dan televisi yang berhubungandengan masalah pendidikan dan pengajaran.
Sebagai seorang mahasiswa, di harapkandapat menyimak lebih seksama dan penuh
perhatian daripada sebagai karyawan harianpada sebuah perusahaan setempat.
Jelaslah betapa pentingnya faktor peranan dalammasyarakat bagi peningkatan
menyimak.Evaluasi Hasil BelajarEvaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan
sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh,dan menyediakan informasi atau
data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatifkeputusan. Dengan
demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
14. yang sengaja direncanakan untuk
memperoleh informasi atau data (Purwanto, 1992). Informasiatau data yang
dikumpulkan haruslah mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.Dalam
hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976) merumuskan
pengertianevaluasi sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan tentangketercapai tujuan pengajaran. Wrighstone (dalam
Purwanto, 1992) mengemukakan bahwaevaluasi ialah penafsiran terhadap
pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan ataunilai-nilai yang
telah ditetapkan dalam kurikulum.Mengenai hubungan antara evaluasi dengan
pengajaran, disebutkan oleh Parnel (Purwanto,1984) bahwa pengukuran merupakan
langkah awal pengajaran. Tanpa pengukuran tidak akanterjadi penilaian. Tanpa
penilaian tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan balik tidak akandiperoleh
pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil tidak
dapatterjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.Melalui evaluasi, seorang
pengajar dapat (1) mengetahui apakah pebelajar mampu menguasaimateri yang telah
diajarkan, (2) apakah mereka bersikap sebagaimana yang diharapkan, (3)apakah mereka
telah memiliki keterampilan berbahasa, (4) mengetahui keberhasilan
prosesbelajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (5) menentukan kebijakan
selanjutnya.Tujuan pengajaran BI meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Oleh sebab itu,model evaluasi yang diterapkan juga mengacu ketiga
ranah tersebut. Bila tidak demikian,pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dari pebelajar tidak dapat diketahuidengan pasti. Padahal, kepastian
hasil evaluasi inilah yang dijadikan titik tolak untukmenentukan kebijakan
selanjutnya.Bentuk alat ukur evaluasi dapat berupa tes dan nontes. Bentuk alat
ukur yang berupa tes dapatdigunakan untuk menguji kompetensi (1) struktur dan
ekspresi tulis, (2) kosakata dan membaca,serta (3) menyimak. Ujian menyimak biasanya
merupa-kan ujian yang berat bagi pebelajar.Mereka sering cemas dan tegang
sebelum atau pada waktu ujian dilaksanakan. Untukmengurangi ketegangan dan
kecemasan itu dapat dimaksudkan selingan musik instrumentalia disela-sela
naskah ujian. Nontes digunakan untuk menguji kompetensi (1) berbicara dan
(2)menulis dengan bentuk penugasan. Melalui pengamatan, pengukuran kompetensi
berbicara dan
15. menulis dila-kukan. Untuk melakukan
penskoran digunakan lembar pengamatan yang dilengkapiskala berjenjang(http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/kajian-bahasa.html)Modul
1: HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARANKegiatan Belajar 1Pengertian Tes, Pengukuran,
dan PenilaianKegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai tes,
pengukuran, dan penilaian,sehingga pemakaian istilah yang salah kaprah dapat
Anda perbaiki.Pelaksanaan pengukuran dan penilaian sejak awal perkembangan
kebudayaan manusia sudahterjadi, namun pengembangan alat ukur (tes) yang layak
dipercaya belum terjadi sebelum abadkedua puluh.Pengembangan alat ukur harus
didasarkan pada tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajarantidak lepas dari
tujuan pendidikan nasional.Alat ukur, pengukuran, dan penilaian yang
dikembangkan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuanpembelajaran akan berdampak
pada pemberian bantuan yang tepat kepada peserta didik dalamrangka meningkatkan
kualitas Manusia IndonesiaKegiatan Belajar 2Pengelompokan Alat UkurKegiatan
belajar kedua ini membicarakan alat ukur yang digunakan dalam penilaian yaitu
alatukur tes dan non-tes. Pengelompokan tes didasarkan pada jawaban yang
diharapkan yaitu mulaidari jawaban yang tertutup sampai dengan jawaban yang
terbuka. Atas dasar pengelompokantersebut dalam pendidikan dikenal tes
objektif, tes jawaban singkat, tes penyelesaian masalah,dan tes uraian.
Masing-masing bentuk tes ini memiliki ragam. Untuk tes objektif pilihan
gandaragamnya adalah 5 yaitu melengkapi pilihan, hubungan sebab akibat,
analisis kasus, melengkapikompleks (berganda) dan membaca
gambar/grafik/tabel/diagram. Sedangkan tes uraianragamnya uraian
terbatas/terpimpin/ tertutup dan uraian terbuka. Bentuk yang di sebutkan
diataslah yang banyak digunakan di sekolah untuk mengukur kemampuan
berpikir.Alat ukur untuk menentukan kemampuan dalam ranah afektif dan
psikomotor digunakan formatobservasi, angket, dan wawancara. Format observasi
sangat banyak ragamnya, masing-masingdisesuaikan dengan tujuan observasi, waktu
yang tersedia dan tersedianya pelaksana (SDM)yang sesuai.
16. Kualitas hasil penilaian tergantung pada
prosedur pemilihan yang ditempuh, teknik pelaksanaanyang dipilih dan pendekatan
penilaian yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar