Minggu, 29 Juni 2014

MAKALAH



KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui cara supaya Laboratorium di sekolah dapat diberdayakan dengan baik dan maksimal sehingga dapat memberi penggaruh akan keberadaan Lab sekolah terhadap mutu pendidikan. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai kesulitan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Implementasi Kompetensi Sosial dalam Pengelolaan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit” , judul ini dipilih karena menarik  perhatian penulis untuk dicermati dan juga perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

                                                                                               Jepara, Maret 2014

                                                                                               Yeni Rohmawati, S.Pd.


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Laboratorium merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang proses belajar mengajar atau proses transfer learning dari guru/dosen kepada peserta didik/mahasiswa sekaligus sebagai penunjang praktikum mata kuliah. Dalam rangka mengembangkan laboratorium, perlu adanya suatu acuan berupa visi, misi, dan tujuan yang digunakan agar Laboratorium Sosiologi dan Antropologi terus mengalami perubahan kearah yang lebih baik terutama dalam hal pelayanan agar fungsi dari laboratorium itu sendiri dapat berfungsi dengan baik.
Permendiknas No. 26 Tahun 2008, tentang Standar Laboratorium Sekolah/Madrasah, menyebutkan standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepala laboratorium sekolah/madrsah, teknisi laboratorium sekolah/madrasah, dan laboran sekolah/madrasah. Tenaga laboratorium sekolah adalah tenaga kependidikan yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses pendidikan di laboratorium sekolah, meliputi laboran dan teknisi.
Laboran adalah tenaga laboratorium dengan keterampilan tertentu yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Teknisi adalah tenaga laboratorium dengan jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang lebih tinggi dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di laboratorium sekolah.
Maka dari itu, fungsi dasar laboratorium adalah memfasilitasi dukungan proses pembelajaran agar sekolah dapat memenuhi misi dan tujuannya. Laboratorium sekolah dapat digunakan sebagai wahana untuk pengembangan penalaran, sikap dan keterampilaan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan laboratorium menurut Sappaile (2007:11) didukung oleh tiga faktor yaitu peralatan, bahan dan fasilitas lainnya, tenaga laboratorium, serta bimbingan pendidik yang diperoleh peserta didik dalam  melakukan tugas-tugas praktik.
Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui kegiatan laboratorium. Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, tenaga laboratorium sekolah merupakan tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya kualifikasi, standar kompetensi, dan sertifikasi.
Dari uraian keterangan diatas, maka sikap dan hubungan sosial di lingkungan sekolah, khususnya lingkungan laborat SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit haruslah benar-benar dilaksanakan dengan sikap profesional sesuai porsi tugas masing-masing. Serta diharapkan dengan adanya pemahaman dan tugas masing-masing dari petugas dilingkungan laborat, hal tersebut bisa memajukan kegiatan di laboratorium. Maka, didalam makalah ini akan dibahas mengenai “Implementasi Kompetensi Sosial dalam Pengelolaan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit”.


B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu “Implementasi Kompetensi Sosial dalam Pengelolaan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit”. Berkaitan dengan judul tersebut, maka makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.  Bagaimana cara menciptakan hubungan yang baik dan bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit.
2.  Bagaimana peran Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit dalam hubungan sosial di sekolah.




C. BATASAN MASALAH
Dalam membatasi dan memperjelas ruang lingkup pembahasan makalah ini, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a.  Cara-cara menciptakan hubungan yang baik dan bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit.
b.  Peran Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit dalam hubungan sosial di Sekolah.


D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasar pada materi yang akan dibahas, adapun beberapa tujuan yang diharapkan dari adanya makalah ini, yang diantaranya sebagai berikut:
a.  Untuk mengetahui cara-cara menciptakan hubungan yang baik dan bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit.
b.  Untuk mengetahui peran Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit dalam hubungan sosial di Sekolah.


E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun beberapa manfaat penelitian dari makalah yang diharapkan oleh penulis, yaitu sebagai berikut:
1.  Makalah ini dapat memberi sedikit maupun bamyak informasi mengenai bagaimana cara-cara menciptakan hubungan yang baik dan bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit, sehingga tercipta hubungan yang baik.
2.  Makalah ini dapat mengetahui peran Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit dalam hubungan sosial di Sekolah, baik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sehari-hari maupun di luar sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   KOMPETENSI PENGELOLA LABORATORIUM
Berdasarkan Permendiknas No. 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah seorang kepala laboratorium perlu adanya kualifikasi, standar kompetensi dan sertifikasi. Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah menurut Permendiknas melalui jalur guru/pengelola laboratorium antara lain: (1) pendidikan minimal sarjana (S1), (2) berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum, (3) memiliki sertikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan pemerintah.
Kompetensi utama yang harus dipenuhi sesuai dengan Permendiknas No. 26 Tahun 2008 tersebut adalah: (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi sosial, (3) kompetensi manajerial, (4) kompetensi profesional.

B.   KOMPETENSI SOSIAL
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru/pengelola laboratorium untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru/pengelola laboratorium, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.  Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru/pengelola laboratorium memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru/pengelola laboratorium, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.
Menurut undang-undang guru/pengelola laboratorium dan dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru/pengelola laboratorium untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru/pengelola laboratorium, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

C. HUBUNGAN SOSIAL MASYARAKAT SMP ISLAM ASY-SYAFI’IYAH BATEALIT

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru/ pengelola laboratorium sebagai bagian dari masyarakat, adapun gambaran umum hubungan sosial di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit meliputi sebagai berikut:
1.  Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
2.  Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
3.  Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
4.  Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial : berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
5.  Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
6.  Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
7.  Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap siswa, sejawat dan masyarakat.
8.  Luwes bergaul dengan siswa, sejawat dan masyarakat.






D.   HUBUNGAN SOSIAL GURU/PENGELOLA LABORATORIUM SMP ISLAM ASY-SYAFI’IYAH BATEALIT
Adapun beberapa kriteria yang diharapkan dan wajib dilaksanakan bagi semua masyarakat sekolah khususnya guru dan pengelola laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit dalam berhubungan satu sama lain baik dalam lingkungan sekolah secara langsung maupun tidak langsung secara khusus adalah sebagai berikut:
1.  Hubungan dengan Peserta Didik
a.  Berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas didik, mengajar, membimbing, menerangkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b.  Membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
c.  Mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
d.  Menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
2.  Hubungan dengan Orang Tua/wali Siswa
a.  Berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan orang tua/wali siswa dalam melaksanakanproses pendidikan.
b.  Memberikan informasi kepada orang tua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan peserta didik.
c.  Merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan orang tua/walinya.
d.  Memotivasi orang tua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e.  Berkomunikasi secara baik dengan orang tua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.

3.  Hubungan dengan Masyarakat
a.  Melakukan semua usaha untuk secara besama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.
b.  Menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
c.  Memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
d.  Mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
e.  Berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martbat profesinya.
4.  Hubungan dengan Sekolah
a.  Memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
b.  Memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam menciptakan keadaan yang kondusif.
c.  Menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
d.  Menghormati rekan sejawat.
e.  Saling membimbing antar sesama rekan sejawat.
f.  Guru/pengelola laboratorium menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.
g.  Guru/pengelola laboratorium dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan debgan tuntutan profesionalismenya.
Dari paparan tersebut, semua pihak yang berada di lingkungan sekolah diwajibkan melaksanakan tugas masing-masing berdasar dari panduan diatas. Sehingga, hubungan yang baik dapat tercipta di lingkungan SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit.

BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan yang telah di sampaikan diatas dengan judul “Implementasi Kompetensi Sosial dalam Pengelolaan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit” dapat penulis simpulkan bahwa:
1.  Adanya hubungan yang baik di lingkungan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit diharapkan bisa menciptakan kondisi di sekolah yang lebih baik dan mampu meningkatkan hubungan sosial masyarakat di lingkungan tersebut.
2.  Pengelolaan laboratorium harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya, serta dikelola dengan SDM yang profesional sehingga masyarakat sekolah dapat berinteraksi dengan baik.

B.   SARAN
Bertolak dari peranan laboratorium yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.  Pengelolaan serta penciptaan hubungan yang baik dalam lingkungan laboratorium diharapkan selalu tetap dijaga dan selalu ditingkatkan demi terlaksanakannya hubungan sosial yang tinggi.
2.  Laboratorium sebaiknya dikelola oleh sumber daya manusia (SDM) yang baik sehingga hal tersebut bisa memberi dampak positif pada keadaan di sekolah tersebut.

Rabu, 23 April 2014

Contoh Pidato Singkat

Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja-puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia dan hidayahnya, kita dapat berkumpul di ruangan ini dalam rangka melaksanakan Ujian Akhir Semester Gasal dalam keadaan sehat walafiat.
Tak lupa pula sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita nabi Agung Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaatnya pada hari kiamat kelak. Amin.
Yang saya hormati Ibu Sri Suciati selaku dosen pengampu mata kuliah berbicara individual, serta teman-teman kelas 1C yang saya cintai. Disini saya akan menyampaikan pidato singkat yang berjudul “kegigihan”.
Saudara sekalian, kita semua pasti mempunyai orang tua. Orang tualah yang bersusah payah mencari nafkah untuk menyekolahkan kita setingi mungkin, agar kita mempunyai kehidupan yang layak. Kegigihan tersebut  patut kita contoh dalam mengatasi berbagai masalah, utamanya dalam masalah belajar.
Saudara, gigih adalah perilaku yang menunjukkan kesungguhan, kerja keras, konsisten, pantang menyerah, fokus, semangat, dan antusias dalam mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Saudara sekalian, kita bisa meniru kehidupan burung elang, elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Akan tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40. Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan yaitu: menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan.
Begitu pula dengan kita, ketika kita mempunyai masalah, kita harus menghadapinya dengan kegigihan meskipun masalah itu sangat menyakitkan. Semua kerja keras pasti akan memberikan hasil yang manis. Sebelum mengakhiri pidato ini saya akan menyampaikan sebuah pantun :
DELAPAN LAMBANG
KESEMPURNAAN
KEGIGIHAN ADALAH
KUNCI KESUKSESAN

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kata yang kurang berkenan saya mohon maaf. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua . terima kasih.

 Wassalamualaikum Wr.Wb.

Biografi Nuruddin Ar-Raniri

Biografi Nuruddin Ar-Raniri
Description: Biografi Nuruddin Ar-Raniri | Ulama Besar Aceh
Beliau adalah Ulama Besar Aceh yang tak asing lagi kebesaran namanya ditengah-tengah orang Aceh, yaitu Syaikh Nuruddin Ar-Raniri. Nama lengkap beliau adalah Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji Al-Hamid (atau Al-Syafi'i Al-Asyary Al-Aydarusi Al-Raniri). Ia dilahirkan di Ranir (Randir), sebuah kota pelabuhan tua di Pantai Gujarat, sekitar pertengahan kedua abad XVI M. Ibunya seorang keturunan Melayu, sementara ayahnya berasal dari keluarga imigran Hadhramaut (Al-Attas: 1199 M).
Al-Raniri sendiri memulai perjalanan intelektualnya dengan belajar ilmu agama di tanah kelahirannya (Ranir), sebelum berkelana ke Tarim, Hadramaut, Arab Selatan, yang ketika itu menjadi pusat studi agama Islam.
Pada tahun 1621 M, ia mengunjungi Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Nabi. Di tanah haram inilah Al-Raniri menjalin hubungan dengan para jamaah haji dan orang-orang yang sudah menetap dan belajar di Arab, yang kebetulan berasal dari wilayah Nusantara. Dalam kapasitas seperti ini, Al-Raniri sudah dapat dikategorikan telah menjalin hubungan dengan orang-orang Melayu, khususnya dalam hal komunikasi intelektual Islam. Jalinan hubungan inilah yang menjadi awal mula bagi perjalanan intelektual Islam Al-Raniri di kemudian hari.
Dalam perkembangannya, Nuruddin Ar-Raniri juga merupakan seorang syeikh tarekat Rifa'iyyah, yang didirikan oleh Ahmad Rifai (w. 1183 M). Ia belajar ilmu tarekat ini melalui ulama keturunan Arab Hadramaut, Syeikh Said Abu Hafs Umar b. 'Abd Allah Ba Syaiban dari Tarim, atau yang dikenal di Gujarat dengan sebutan Sayid Umar Al Aydarus. Sementara Ba Syaiban sendiri belajar tarekat dari ulama-ulama Haramain selama empat tahun, seperti Sayyid Umar b.'Abd Allah Al-Rahim Al-Bashri (w. 1638), Ahmad Ibrahim b. Alan (w. 1624 M), dan 'Rahman Al-Khatib Al-Syaib 1605 M). Dari Ba Syaiban pulalah Al-Raniri dibaiat sebagai khalifah (penggantinya) untuk menyebarluaskan tarekat Rifaiyyah di tanah Melayu (Aboebakar Atjeh: 1979). Kendati demikian, Al-Raniri juga memiliki silsilah inisiasi dengan tarekat Aydarusiyyah dan Qodiriyyah Maqassari: tt)
Nuruddin adalah seorang yang berilmu tinggi, yaitu orang yang pengetahuannya tak terbatas dalam satu cabangpengetahuan saja. Pengetahuannya sangat luas, meliputi bidang sejarah, politik, sastra, filsafat, fikih, tasawwuf, perbedaan agama, dan sufism. ia menulis kurang-lebih 29 kitab, yang paling terkenal adalah "Bustanul Salatin". Namanya kini diabadikan sebagai nama perguruan tinggi agama (IAIN) di Banda Aceh.

Secara keseluruhan, Nuruddin Ar-Raniri menulis sekitar dua puluh sembilan naskah, di antaranya adalah: Karya-karya Besar Syeikh Nurruddin Ar-Raniri: 

1. Kitab Al-Shirath al-Mustaqim (1634) 
2. Kitab Durrat al-faraid bi Syarh al-‘Aqaid an Nasafiyah (1635) 
3. Kitab Hidayat al-habib fi al Targhib wa’l-Tarhib (1635) 
4. Kitab Bustanus al-Shalathin fi dzikr al-Awwalin Wa’l-Akhirin (1638) 
5. Kitab Nubdzah fi da’wa al-zhill ma’a shahibihi 6. Kitab Latha’if al-Asrar 
7. Kitab Asral an-Insan fi Ma’rifat al-Ruh wa al-Rahman 
8. Kitab Tibyan fi ma’rifat al-Adyan 
9. Kitab Akhbar al-Akhirah fi Ahwal al-Qiyamah 
10. Kitab Hill al-Zhill 
11. Kitab Ma’u’l Hayat li Ahl al-Mamat 
12. Kitab Jawahir al-‘ulum fi Kasyfi’l-Ma’lum 
13. Kitab Aina’l-‘Alam qabl an Yukhlaq 
14. Kitab Syifa’u’l-Qulub 
15. Kitab Hujjat al-Shiddiq li daf’I al-Zindiq 
16. Kitab Al-Fat-hu’l-Mubin ‘a’l-Mulhiddin 
17. Kitab Al-Lama’an fi Takfir Man Qala bi Khalg al-Qur-an 
18. Kitab Shawarim al- Shiddiq li Qath’I al-Zindiq 
19. Kitab Rahiq al-Muhammadiyyah fi Thariq al-Shufiyyah. 
20. Kitab Ba’du Khalg al-samawat wa’l-Ardh 
21. Kitab Kaifiyat al-Shalat 
22. Kitab Hidayat al-Iman bi Fadhli’l-Manaan 
23. Kitab ‘Aqa’id al-Shufiyyat al-Muwahhiddin 
24. Kitab ‘Alaqat Allah bi’l-‘Alam 
25. Kitab Al-Fat-hu’l-Wadud fi Bayan Wahdat al-Wujud 
26. Kitab ‘Ain al-Jawad fi Bayan Wahdat al-Wujud 
27. Kitab Awdhah al-Sabil wa’l-Dalil laisal li Abathil al-Mulhiddin Ta’wil 
28. Kitab Awdhah al-Sabil laisan li Abathil al-Mulhiddin Ta’wil. 

29. Kitab Syadar al-Mazid 

Biografi Syamsudin Pasai

Biografi Syamsudin Pasai

Description: F:\sumatrani.jpg
Syamsuddin Sumatrani adalah salah satu tokoh sufi terkemuka yang telah turut mengguratkan corak esoteris pada wajah Islam di Aceh. Sayangnya perjalanan hidup sang sufi ini sulit sekali untuk dirangkai secara utuh. Hal ini selain karena tidak ditemukannya catatan otobiografisnya, juga karena langkanya sumber-sumber akurat yang dapat dirujuk. Beliau adalah murid dari Syeikh Hamzah Fansuri.
Mengenai asal-usulnya, tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana ia lahir. Perihal sebutan Sumatrani yang selalu diiringkan di belakang namanya, itu merupakan penisbahan dirinya kepada “negeri Sumatra” alias Samudra Pasai. Sebab memang di kepulauan Sumatra ini tempo doeloe pernah berdiri sebuah kerajaan yang cukup ternama, yakni Samudra Pasai. Itulah sebabnya ia juga adakalanya disebut Syamsuddin Pasai.
Dari hasil penelitian Prof. Dr. Azis Dahlan diketahui adanya sejumlah karya tulis yang dinyatakan sebagai bagian, atau berasal dari karangan-karangan Syamsuddin Sumatrani, atau disebutkan bahwa Syamsuddin Sumatrani yang mengatakan pengajaran itu. Karya-karya tulis itu sebagian berbahasa Arab, sebagian lagi berbahasa Melayu (Jawi). Diantara karya tulisnya yang dapat dijumpai adalah sebagai berikut:
a.       Jawhar al-Haqa'iq (30 halaman; berbahasa Arab)
b.      Risalah Tubayyin Mulahazhat al-Muwahhidin wa al-Mulhidin fi Dzikr Allah (8 balaman; berbahasa Arab)
c.       Mir’at al-Mu'minin (70 halaman; berbahasa Melayu)
d.      Syarah Ruba'i Hamzah Fansuri (24 halaman; berbahasa Melayu)
e.       Syarah Sya'ir Ikan Tongkol (20 balaman; berbahasa Melayu)
f.       Nur al-Daqa'iq (9 halaman berbahasa Arab; 19 halaman berbahasa Me1ayu)
g.      Thariq al-Salikin (18 halaman; berbahasa Melayu)
h.      Mir’at al-Iman atau Kitab Bahr al-Nur (12 halaman; berbahasa Melayu)
i.        Kitab al-Harakah (4 halaman; ada yang berbahasa Arab dan ada pula yang berbahasa Melayu).

Syamsuddin Sumatrani wafat pada tahun 1039 H/1630 M, dan selama beberapa dasawarsa terakhir dari masa hidupnya ia merupakan tokoh agama terkemuka yang dihormati dan disegani. Ia berada dalam lindungan dan bahkan berhubungan erat dengan penguasa Kerajaan Aceh Darussalam.