Kamis, 20 Maret 2014

MENYIMAK

 A.      Pengertian Menyimak

Kata menyimak sudah sangat akrab dengan telinga setiap orang. Namun dilapangan bayak orang yang salah mengartikan menyimak. Menutur sebagian orang menyimak sama atau bersinonim dengan kata mendengar dan mendengarkan. Dan bagi sebagian lagi mengartikan menyimak berbeda dengan mendengar dan mendengarkan . bagi penulis sendiri ketiga kata tersebut memiliki perbedaan makna disamping ada sedikit persamaannya.
Dalam kamus lengkap Inggris Indonesia  susunan Prof. Dr. S. Wojowasito dan Poerwadarminta ( 1974 : 72 ), ( 1 ) mendengar = to hear ( 2 ) menyimak = to listen. Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.Y.S.  Poerwadarminta yang diolah kembali pusat pembinan dan pengembangan Bahasa ( 1976 : 947 ) menyimak = mendengarkan ( memperhatikan ) baik – baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Greene dan Walter dalam suhendar ( 1997 : 2 ) menjelaskan bahwa ada empat langkah proses menyimak yaitu ( 1 ) mendengar , ( 2 ) mengerti,  ( 3 ) mengevaluasi, ( 4 ) menanggapi. Pendapat ini didukung Suhendar  ( 1997 : 2 ) “ menyimak merupakan proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna “ Artinya menyimak menyimak itu merupakan keterampilan reseftif dan bersifat fasif. Menyimak itu hanya didapatkan dari bunyi bahasa.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa peristiwa menyimak akan melalui dua proses mendengar dan mendengarkan. Dalam menyimak ada unsur kesengajaan bahkan telah dipersiapkan terlebih dahulu tentang apa saja yang akan menjadi fokus perhatian terhadap apa yang akan disimak. Artinya ketika seseorang akan menyimak, dia akan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat kegiatan menyimak berlangsung. Orang yang mempersiapkan faktor pisik dan psikis yang matang maka hasil simakan diprediksi akan maksimal . sebaliknya, seseorang yang menyimak tampa persiapan baik pisik maupun psikis diperkirakan hasil simakannya kurang maksimal.
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, dan interpretasi untuk memproleh informasi. Menangkap ide atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampakan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Kegiatan menyimak berlangsung dengan konsep atau persiapan yang jauh lebih komplek dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan, keiatan menyimak melibatkan dua aktivitas sekaligus. Pertama aktivitas pisik yang akan menentukan ketika kegiatan menyimak berlangsung, seseorang tidak akan dapat menyimak dengan baik jika inderap pendengarannya terganggu. Kedua, menyimak melibatkan aktivitas psikis yaitu pikiran. Suatu hal yang mustahil seseorang dapat menyimak dengan maksimal jika pikirannya sedang susah atau terganggu.
Mukhtar dan Anilawati ( 2006 : 3 ) mengatakan bahwa menyimak dapat diartikan sebagai suatu proses menyimak inporasi   yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu mendengarkan, memahami, menginterpretasi, menilai, dan memberikan respon terhadap apa yang disimak. Peristiwa menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahka hati nurani.
Pendapat tersebut didukung oleh Tarigan (   ) mengatakan “ Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, dan pengertian “.
Disisi lain, Faisal ( 2005 : 11 ) mengatakan bahwa menyimak adalah kemampuan menangkap pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan, menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengar bunyi bahasa,  mengindentifikasi, menginterpretasi makna bunyi bahasa kemudian menilai dan menaggapi bunyi bahasa tersebut.
Secara singkat penulis menyimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan dengan sungguh – sungguh atau konsentrasi apa yang diucapkan atau tulisankan oleh pembicara ( bahan simakan ) untuk mendapatkan informasi ataupun pakta.
1. Tujuan Menyimak
Tujuan menyimak bersifat umum. Tujuan tersebut dapat dipecah – pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang tertekan. Perbedaan dalam tujuan menyimak itu sendiri menyebabkan perbedaan dalam aktivitas penyimak yang bersangkutan . salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah sebagai pembagian berikut :
1)    Mendapatkan pakta
2)    Menganalisis pakta
3)    Mengevaluasi pakta
4)    Mendapatkan inpirasi
5)    Menghibur diri
6)    Meningkatkan kemampuan bicara. Tarigan ( 1997 :     )
2. Peranan Menyimak
Dalam kehidupan sehari – hari, aktivitas menyimak tidak dapat dilepas dari kehidupan kita. Di toko, di sekolah, di masjid, di warung, dan dimana saja menyimak selalu kita lakukan, menyimak merupakan aktivitas penting dalam hidup kita. Menyimak sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan. Melalui menyimak kita dapat menambah informasi. Menyimak dapat memperlancar komunikasi lisan. Menyimak adalah sebagai penunjang berbahasa yang lain ( berbicara, membaca, dan menulis ).   
Artinya bahwa aktivitas menyimak adalah yang tertinggi dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang lain.
 Paul T. Rankin seorang ahli bidang komunikasi, meneliti tentang penggunaan waktu kerja sekelompok manusia. Laporan Rankin adalah sebagai berikut :
a.    menyimak     : 42 %
b.    berbicara       : 32 %
c.    mem baca     : 15 %
d.    menulis         : 11 %
            Jumlah                100 %
Hasil ini juga membuktikan bahwa menyimak adalah kegiatan yang paling tinggi dilakukan oleh manusia. Hasil penelitian lainnya walaupun hasilnya agak bervariasi namun tetap membuktikan bahwa kegiatan menyimak selalu lebih lama dari kegiatan berbicara, membaca, dan menulis.
Oleh karena itu, menjadi sandaran bagi kita akan pentingnya aktivitas menyimak, aktivitas menyimak sudah seharusnya lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas berbicara. Untuk menjadi penyimak yang sukses kita perlu mempelajari keterampilan menyimak, terutama anak didik di sekolah.
3. Hal – Hal Yang Perlu Disimak
  1. Khusus mengenai bahasa, lebih – lebih bahasa asing maka pelajar haruslah menyimak serta mengenal, memahami ( karena semua itu mengandung makna ).
4. Faktor – Faktor Yang Mem pengaruhi Menyimak
Berhasil atau tidaknya menyimak sangat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor :
  1. faktor psikologis
-          prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara
-          keegoisan dan kewajiban terhadap minat pribadi serta masalah pribadi
-          kepicikan atau kurang luasnya pandangan
-          kebosanan atau tidak ada perhatian pada subjek  
  1. faktor fisik
kondisi fisik seseorang menyimak merupakan faktor yang penting untuk keberhasilan menyimak, penyimak sering kuramng efektif disebabkan beberapa faktor berikut ini :
-          sangat lelah
-          ukuran gizi rendah
-          ruangan terlalu panas, lembab atau telalu dingin
-          suara bising dari jalan atau kamar sekolah
-          seseorang dalam keadaan bingung
-          berada dalam keadaan tergesa – gesa
  1. faktor pengalaman
penguasaan kosa kata juga mempengaruhi kualitas menyimak. Bahasa yang dipancarkan dari kosa kata bahasa asing, cenderung mengurangi perhatian menyimak. Penyimak tidak mendengar ide – ide yang berada diluar jangkuan pengrtian serta pemahaman mereka.
Sedangkan kesulitan dalam menyimak menurut Luman dalam Tim mata Kuliah  Ikip Medan dipengaruhi oleh :
  1. susuna informasi
  2. latar belakang pengetahuan penyimak mengenai topok yang disimak
  3. kelengkapan dan kejelasan informasi yang disimak
  4. pembicara lebih banyak menggunakan kata ganti daripada kata benda secara lengkap maka teks itu lebih sulit dipahami.
  5. yang dideskripsikan dalam teks yang disimak mengandung hubungan strategis atau hubungan yang dinamis.
5.        Penyimak Ideal
Secara umum menyimak dapat diartikan kemampuan menangkap pesan yang disampaikan melalui lisan, jika dikaitkan dengan proses kegiatan menyimak, maka menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengar bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterpretasi makna bunyi bahasa kemudian menilai dan menaggapi bunyi bahasa.
Menurut Faisal ( 2005 : 11 ) penyimak ideal adalah orang yang memiliki kemampuan menyimak sangat baik. Ciri – ciri orang yang memiliki kemampuan menyimak sangat baik atau penyimak ideal adalah sebagai berikut :
  1. siap pisik dan mental
  2. motivasi dan kesungguhan
  3. objektif dan menghargai pembicaraan
  4. menyeluruh dan selektif
  5. paham situasi dan kenal arah pembicaraan
  6. kontak dengan pembicaraan
  7. merangkum isi pembicaraan
  8. menilai dan menanggapi isi pembicaraan
6.        Metode Integratif
Pelajaran yang pertama diterima disekolah adalah menyimak, biasanya siswa disuruh mendengarkan pembicaraan dari guru. Siswa pasif dan hanya mendengarkan saja. Terkadang guru menyangka siswanya sudah menmahami apa yang diucapkannya, tetapi ternyata siswa tidak memahami ucapan guru.
Hal ini  terjdi kemungkinan disebabkan oleh metode pembelajaran menyimak yang monoton. Pembelajaran yang hanya diterapakan dengan cara konvensial saja yaitu ceramah dan  tanya jawab sebelum mencapai  hasil menyimak secara  optimal dan maksimal . oleh karena itu, perlu dilakukan  inovasi pembelajaran menyimak.
Pada penelitian dan tindakan ini, penulis akan mencoba memberi masukan kepada guru kelas V SDN 002 Kasikan, yakni bagaimana cara meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas V SD Negeri 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. Dengan menerapkan metode interaktif. Maka pada bagian ini dikaji teori yang berkaiatan dengan metode interaktif tersebut.
Metode interaktif belum akrab dikalangan pendidikan karena metode  ini merupakan metode pembelajaraan yang jarang dgunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran di kelas. Selain terbiasa dengan  metode ceramah dan tanya jawab, mungkin guru juga kurang paham dengan cara ini. Metode interagtif ini adalah salah satu metode pembelajaran yang memadukan beberapa aspek. Pemaduan itu bisa terjadi antar aspek dalam bidang studi yang sama. Dapat juga antar bidang studi yang berbeda.  
Menurut Suyatno ( 2004 : 6 ) integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam suatu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studin artinya menyatukan beberapa aspek dalam satu bidang studi diin tegrasikan. Misalnya menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis, menulis diinterghasikan dengan berbicara, sedangkan antar bidang studi adalah merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi, misalnya bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.    
Dalam penelitian ini penulis mengajak guru kelas V SDN 002 Kasikan  untuk mencoba menerapakan metode integratif ini dalam suatu bidang studi. Yang diintegrasikan atau dipadukan adalah antara satu aspek keterampilan berbahasa dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain : keterampilan menyimak dengan membaca ; keterampilan membaca dengan berbicara ; keterampilan menyimak dengan berbicara ; keterampilan menyimak dengan menulis  dan atau keterampilan membaca dengan menulis.


 B.  JENIS-JENIS MENYIMAK
       Mendengar, mendengarkan, dan menyimak memiliki makna yang berbeda. Kegiatan mendengar belum terdapat unsur kesengajaan untuk menyimak bunyi-bunyi yang didengarkannya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan sudah terdapat unsur kesengajaan dan tujuan tetapi belum terdapat unsur pemahaman. Sedangkan, kegiatan menyimak sudah terdapat unsur kesengajaan, tujuan dan pemahaman.
Kegiatan menyimak memiliki manfaat yaitu memperlancar komunikasi, memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan, dan sebagai dasar belajar bahasa. Untuk dapat menyimak dengan baik, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor menyimak, yaitu alat dengar dan alat bicara, situasi dan lingkungan, konsentrasi, pengenalan tujuan pembicaraan, pengenalan paragraf atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-kalimat inti pembicaraan, kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat, memiliki intelegensi yang tinggi, dan latihan yang teratur.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat salahsatu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran menyimak yaitu jenis – jenis menyimak.
Pengklasifikasian menyimak dibagi berdasarkan :
C.  MENYIMAK BERDASARKAN SUMBER SUARA
       Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu :
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening
2) Interpersonal listening atau menyimak antarpribadi.
Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut inter personal listening.
D.  MENYIMAK BERDASARKAN BAHAN SIMAK
Secara garis besar Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis yakni: (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.

a. Menyimak Ekstensi
       Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a.
 Menyimak sekunder
       Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
Contoh : Achank sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
b. Menyimak estetik
       Menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku
c. Menyimak pasif
       Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.
Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
d. Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.

e. Menyimak Intensif
       Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
2. Menyimak introgatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
3. Menyimak penyelidikan
       Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan;
• Hal-hal baru yang menarik,
• Informasi tambahan mengenai suatu topik,
• Isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik
4. Menyimak kreatif
       Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
5. Menyimak konsentratif
       Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
6. Menyimak selektif
       Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.
E.  MENYIMAK BERDASARKAN PADA TITIK PANDANG AKTIVITAS PENYIMAK
Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
1)
.  Kegiatan menyimak bertarap rendah
       Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.
2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
       Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.



  KETERAMPILAN MENYIMAK Dalam keterampilan menyimak akan dibahas mengenai: (1) pengertian menyimak,(2) tujuan menyimak, (3) ragam menyimak, dan (4) faktor-faktor yang mempengaruhimenyimak.Pengertian Menyimak Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yangsangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatubahasa. Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetanbunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba unt uk menerapkandalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca darimengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai padamengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut.Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian seterusnya sampai anak bisamengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan, dan mampumemahami isi pikiran orang lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun bahasatulisan. Pengertian menyimak menurut Tarigan adalah: Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang -lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (1987:28).
  2. “Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyibahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yangterkandung di dalamnya” (Tarigan, 1991:4). “Menyimak sebagai proses mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikanlambang-lambang lisan. Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahamandan perhatian serta apresiasi” (Anderson dalam Tarigan, 1987:28). Menyimak adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh seorangfasilitator. Menyimak bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang “masuk kuping kirikeluar kuping kanan” atau sebaliknya. Menyimak adalah mendengar untuk memahamiapa yang dikatakan orang lain dengan proses serius yang tidak bisa dilakukan hanyadengan mengandalkan kebiasaan, refleks maupun insting. (Adnan, http://jejakkelana.wordpress.com). Berdasarkan pendapat di atas dan dikaitkan dengan penelitian ini, maka menyimakyang dimaksud di sini adalah menyimak siaran berita radio melalui media rekaman.Jadi, menyimak siaran berita radio melalui media rekaman adalah mendengarkandengan penuh perhatian tentang apa yang disampaikan atau terdapat dalam siaran beritaradio tersebut.Tujuan Menyimak Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tak pernah terlewati. Secarasadar atau tidak sadar perbuatan menyimak yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu.Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, danmemahami komunikasi. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan atau memahami bahan simakan.Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa “tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan”(Tarigan, 1991:4).
  3. Kalau ada orang bertanya: “Apa fungsi menyimak bagi Anda?” maka secarapraktis kita dapat memberi jawaban, antara lain: 1. Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut - pautnya dengan pekerjaan atau profesi saya. 2. Saya menyimak agar saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan masyarakat. 3. Saya menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan - keputusan yang masuk akal. 4. Saya menyimak agar dapat memberikan responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang saya dengar (Hunt dalam Tarigan, 1987:55). Memang, tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam, antara lain: 1. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain, menyimak untuk belajar. 2. Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipergelarkan (teruta ma sekali dalam bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audio maupun visual (audiovisual). 3. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat menilai apa -apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain- lain); singkatnya, menyimak untuk mengevaluasi. 4. Ada orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa -apa yang disimak itu (misalnya: pembaca cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu,
  4. dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. 5. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide - ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat dipero leh dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan penting untuk menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. 6. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker). 7. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dapat meme cahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8. Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasive (Logan dan Shrope dalam Tarigan, 1987:56). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuanmenyimak dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu:1. Menyimak bertujuan untuk belajar2. Menyimak bertujuan untuk menikmati3. Menyimak bertujuan untuk mengevaluasi4. Menyimak bertujuan untuk mengapresiasi
  5. 5. Menyimak bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide6. Menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi7. Menyimak bertujuan untuk memecahkan masalah8. Menyimak bertujuan untuk meyakinkanRagam Menyimak Seperti yang diketahui bahwa tujuan menyimak adalah untuk memperolehinformasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendakdisampaikan sang pembicara melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan umum. Disamping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkanadanya aneka ragam menyimak, yaitu: 1. Menyimak Ekstensif, yang terdiri atas; menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif. 2. Menyimak Intensif, yang terdiri atas; menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif (Tarigan, 1987:35).2.2.3.1 Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimakmengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan, 1987:35 -36). Penggunaan yang paling dasar adalah untuk menangkap atau mengingat kembalibahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara baru.Keuntungan mengingatkan bahan lama kepada para siswa, bahwa mereka melihat hal itusecara wajar dalam lingkungan yang asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalamhubungan kelas, tempat pertama kali disajikan secara formal.
  6. Yang termasuk kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut.1. Menyimak Sosial Menyimak Sosial (social listening) atau menyimak konversasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courtreous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan (Dawson dalam Tarigan,1987:37). Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam proses komunikasi.2. Menyimak Sekunder Tarigan (1987:38) menyatakan bahwa “menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).” Menyimak ini lebih bersifat umum tanpa ada bimbingan. Apa yang didengar oleh penyimak bukan menjadi tujuan utama. Salah satu contoh, bila menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan menulis atau melukis.3. Menyimak Estetik Menyimak estetik (aesthetic listening) atau menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif (Tarigan, 1987:38). Menyimak estetik mencakup menyimak musik, puisi, menikmati cerita, teka-teki yang dapat mengapresiasikan terhadap suatu hal tertentu. Menyimak estetik bertujuan untuk siswa agar dapat menyimak musik, puisi, dan drama. Sehingga dapat menikmati dan
  7. mengapresiasikan cerita-ceritanya dalam lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru atau siswa.4. Menyimak pasif Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ajaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Untuk melakukan hal ini, perlu mempergunakan teknik-teknik tertentu yang bermanfaat, antara lain: 1) Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak. 2) Tenang dan santai. 3) Jangan memasang rintangan bagi bunyi. 4) Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak. 5) Beri kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan sesuatu yang lain (Nida dalam Tarigan, 1987:39-40)2.2.3.2 Menyimak Intensif Tarigan (1987:40) menyatakan bahwa “menyimak intensif diarahkan pada suatukegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.” Dalam kegiatanini diperlukan pengarahan dari guru. Salah satu cara yang sederhana untuk melatih tipemenyimak seperti ini adalah menyuruh siswa menyimak tanpa memberi teks tertulissekali atau dua kali, misalnya teks mengenai suatu paragraf yang mengandung beberapapenghubung kalimat. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi.Kemudian memberikan teks tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung -penghubung kalimat itu berada. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimakrekaman lagi.
  8. Mungkin dalam kegiatan menyimak intensif, dapat dikatakan sebagai kegiatanmenyimak atau mendengarkan dengan sempurna, tetapi belum tentu memahamimaknanya. Oleh karena menyimak makna merupakan suatu keterampilan penting untukdikembangkan, haruslah disadari benar-benar isi yang terkandung sebenarnya dari pesantersebut dan berada dalam jangkauan intlektual dan kedewasaan siswa. Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensifsebagai berikut.1. Menyimak Kritis Menyimak kritis (critical listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat” (Tarigan, 1987:42). Menyimak kritis lebih cendrung meneliti letak kekurangan d an kekeliruan dalam pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara kritis, segala ucapan atau informasi lisan yang disimak untuk memproleh suatu kebenaran.2. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study- type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah: 1) Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan. 2) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan serta sebab-akibat. 3) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu. 4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.
  9. 5) Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun pengorganisasiannya. 6) Memahami urutan ide-ide sang pembicara. 7) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam Tarigan, 1987: 45).3. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif (creative listening) merupakan kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan yang menggambarkan keindahan yang dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan, 1987: 46).4. Menyimak Eksplorasif Tarigan (1987:47) menyatakan bahwa “menyimak eksplorasif (exploratory listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.” Dalam menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjalani serta menemukan hal-hal yang menarik sebagai informasi tambahan mengenai suatu topik.5. Menyimak Interogatif Tarigan menyatakan pengertian mengenai menyimak interogatif sebagai berikut. Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan (1987:48).
  10. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi atau menanyai sang pembicara.6. Menyimak Selektif Merdhana (1987:32) menyatakan bahwa “menyimak selektif (selective listening) adalah menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi tertentu terhadap kebahasaannya di samping terhadap isi pesan itu.” Dalam menyimak selektif penyimak mungkin berhadapan dengan pesan-pesan yang tidak perlu.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak, yaitu: (1)sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4) sistuasi kehidupan, dan (5) peranan dalammasyarakat (Hunt dalam Tarigan, 1987:97). Pakar lain mengemukakan hal-hal yang merupakan faktor-faktor yangmempengaruhi menyimak: (1) pengalaman, (2) pembawaan, (3) sikap atau pendirian,(4) motivasi, daya penggerak, prayojana, dan (5) perbedaan jenis kelamin atau seks(Webb dalam Tarigan, 1987:97). Di samping itu, ada pula pakar yang mengemukakan faktor-faktor yangmempengaruhi menyimak, yaitu: (1) faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkunganfisik dan lingkungan sosial, (2) faktor fisik, (3) faktor psikologis, dan (4) faktorpengalaman (Logan dalam Tarigan, 1987:97-98). Berdasarkan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak,ketiga sumber tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan. Setelah dibandingkansumber tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proseskegiatan menyimak adalah: (1) faktor fisik, (2) faktor psikologis, (3) faktorpengalaman, (4) faktor sikap, (5) faktor motivasi, (6) faktor jenis kelamin, (7) faktorlingkungan, dan (8) faktor peranan dalam masyarakat.
  11. 1) Faktor Fisik Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukankeefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekalimendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan ide -ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia berada jauh di bawah ukuran gizi yangnormal, sangat lelah, serta tingkah polahnya tidak karuan. Kesehatan sertakesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak.Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas,lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedangmelakukan kegiatan menyimak. 2) Faktor Psikologis Tarigan (1987:100) menyebutkan bahwa faktor-faktor psikologis dalam menyimakmencakup masalah-masalah: 1) prasangka dan kurangnya simpati terhadap parapembicara dengan aneka sebab dan alasan; 2) keegosentrisan dan keasyikan terhadapminat pribadi serta masalah pribadi; 3) kepicikan yang menyebabkan pandangan yangkurang luas; 4) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian samasekali pada pokok pembicaraan; 5) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadapguru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang pembicara. 3) Faktor Pengalaman Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak.Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalambidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang dan bermusuhantimbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa tidak akan“mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahamanmereka. 4) Faktor Sikap
  12. Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik -topik ataupokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding den gan yang kurang atautidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenaisegala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerimapada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap me nolak padahal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. 5) Faktor Motivasi “Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalaumotivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akanberhasil mencapai tujuan” (Tarigan, 1987:103). Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalammengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakansuatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar moti vasimereka untuk menyimak dengan tekun. 6) Faktor Jenis Kelamin Berdasarkan beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa pria danwanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara merekamemusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. Silverman dan Webb, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), dapat menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusif (menyebar), sensitif, mudah dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari), dan emosional (dalam Tarigan, 1987:104). 7) Faktor Lingkungan
  13. Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting dalam memotivasikegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada masalah -masalah dan sarana-saranaakustik, agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dangangguan. Para guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikianrupa sehingga memungkinkan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama u ntukmenyimak. Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalammenyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana mereka didoronguntuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui bahwa sumbangan -sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai kesempatan untukdidengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang mempunyaikesempatan berbicara. Jadi, suasana dimana guru merencanakan pengalaman -pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelasuntuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka. 8) Faktor Peranan dalam MasyarakatTarigan (1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan banyak dilihat; banyakdisimak banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan me nyimak dapat dipengaruhioleh peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, dipandang perlu untukmenyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungandengan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebagai seorang mahasiswa, di harapkandapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian daripada sebagai karyawan harianpada sebuah perusahaan setempat. Jelaslah betapa pentingnya faktor peranan dalammasyarakat bagi peningkatan menyimak.Evaluasi Hasil BelajarEvaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh,dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatifkeputusan. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
  14. yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data (Purwanto, 1992). Informasiatau data yang dikumpulkan haruslah mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976) merumuskan pengertianevaluasi sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan tentangketercapai tujuan pengajaran. Wrighstone (dalam Purwanto, 1992) mengemukakan bahwaevaluasi ialah penafsiran terhadap pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan ataunilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, disebutkan oleh Parnel (Purwanto,1984) bahwa pengukuran merupakan langkah awal pengajaran. Tanpa pengukuran tidak akanterjadi penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan balik tidak akandiperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil tidak dapatterjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui apakah pebelajar mampu menguasaimateri yang telah diajarkan, (2) apakah mereka bersikap sebagaimana yang diharapkan, (3)apakah mereka telah memiliki keterampilan berbahasa, (4) mengetahui keberhasilan prosesbelajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (5) menentukan kebijakan selanjutnya.Tujuan pengajaran BI meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh sebab itu,model evaluasi yang diterapkan juga mengacu ketiga ranah tersebut. Bila tidak demikian,pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dari pebelajar tidak dapat diketahuidengan pasti. Padahal, kepastian hasil evaluasi inilah yang dijadikan titik tolak untukmenentukan kebijakan selanjutnya.Bentuk alat ukur evaluasi dapat berupa tes dan nontes. Bentuk alat ukur yang berupa tes dapatdigunakan untuk menguji kompetensi (1) struktur dan ekspresi tulis, (2) kosakata dan membaca,serta (3) menyimak. Ujian menyimak biasanya merupa-kan ujian yang berat bagi pebelajar.Mereka sering cemas dan tegang sebelum atau pada waktu ujian dilaksanakan. Untukmengurangi ketegangan dan kecemasan itu dapat dimaksudkan selingan musik instrumentalia disela-sela naskah ujian. Nontes digunakan untuk menguji kompetensi (1) berbicara dan (2)menulis dengan bentuk penugasan. Melalui pengamatan, pengukuran kompetensi berbicara dan
  15. menulis dila-kukan. Untuk melakukan penskoran digunakan lembar pengamatan yang dilengkapiskala berjenjang(http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/kajian-bahasa.html)Modul 1: HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARANKegiatan Belajar 1Pengertian Tes, Pengukuran, dan PenilaianKegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai tes, pengukuran, dan penilaian,sehingga pemakaian istilah yang salah kaprah dapat Anda perbaiki.Pelaksanaan pengukuran dan penilaian sejak awal perkembangan kebudayaan manusia sudahterjadi, namun pengembangan alat ukur (tes) yang layak dipercaya belum terjadi sebelum abadkedua puluh.Pengembangan alat ukur harus didasarkan pada tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajarantidak lepas dari tujuan pendidikan nasional.Alat ukur, pengukuran, dan penilaian yang dikembangkan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuanpembelajaran akan berdampak pada pemberian bantuan yang tepat kepada peserta didik dalamrangka meningkatkan kualitas Manusia IndonesiaKegiatan Belajar 2Pengelompokan Alat UkurKegiatan belajar kedua ini membicarakan alat ukur yang digunakan dalam penilaian yaitu alatukur tes dan non-tes. Pengelompokan tes didasarkan pada jawaban yang diharapkan yaitu mulaidari jawaban yang tertutup sampai dengan jawaban yang terbuka. Atas dasar pengelompokantersebut dalam pendidikan dikenal tes objektif, tes jawaban singkat, tes penyelesaian masalah,dan tes uraian. Masing-masing bentuk tes ini memiliki ragam. Untuk tes objektif pilihan gandaragamnya adalah 5 yaitu melengkapi pilihan, hubungan sebab akibat, analisis kasus, melengkapikompleks (berganda) dan membaca gambar/grafik/tabel/diagram. Sedangkan tes uraianragamnya uraian terbatas/terpimpin/ tertutup dan uraian terbuka. Bentuk yang di sebutkan diataslah yang banyak digunakan di sekolah untuk mengukur kemampuan berpikir.Alat ukur untuk menentukan kemampuan dalam ranah afektif dan psikomotor digunakan formatobservasi, angket, dan wawancara. Format observasi sangat banyak ragamnya, masing-masingdisesuaikan dengan tujuan observasi, waktu yang tersedia dan tersedianya pelaksana (SDM)yang sesuai.
16. Kualitas hasil penilaian tergantung pada prosedur pemilihan yang ditempuh, teknik pelaksanaanyang dipilih dan pendekatan penilaian yang digunakan.