KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Tuhan yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui cara supaya
Laboratorium di sekolah dapat diberdayakan dengan baik dan maksimal sehingga
dapat memberi penggaruh akan keberadaan Lab sekolah terhadap mutu pendidikan.
Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai kesulitan, baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Implementasi Kompetensi Sosial dalam
Pengelolaan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit” , judul ini
dipilih karena menarik perhatian penulis
untuk dicermati dan juga perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli
terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Jepara,
Maret 2014
Yeni
Rohmawati, S.Pd.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Laboratorium
merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang proses belajar mengajar
atau proses transfer learning dari guru/dosen kepada peserta didik/mahasiswa
sekaligus sebagai penunjang praktikum mata kuliah. Dalam rangka mengembangkan
laboratorium, perlu adanya suatu acuan berupa visi, misi, dan tujuan yang
digunakan agar Laboratorium Sosiologi dan Antropologi terus mengalami perubahan
kearah yang lebih baik terutama dalam hal pelayanan agar fungsi dari
laboratorium itu sendiri dapat berfungsi dengan baik.
Permendiknas
No. 26 Tahun 2008, tentang Standar Laboratorium Sekolah/Madrasah, menyebutkan
standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepala laboratorium
sekolah/madrsah, teknisi laboratorium sekolah/madrasah, dan laboran
sekolah/madrasah. Tenaga laboratorium sekolah adalah tenaga kependidikan yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses pendidikan di
laboratorium sekolah, meliputi laboran dan teknisi.
Laboran adalah
tenaga laboratorium dengan keterampilan tertentu yang bertugas membantu
pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah.
Teknisi adalah tenaga laboratorium dengan jenjang keterampilan dan keahlian
tertentu yang lebih tinggi dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan
peserta didik dalam pembelajaran di laboratorium sekolah.
Maka dari itu,
fungsi dasar laboratorium adalah memfasilitasi dukungan proses pembelajaran
agar sekolah dapat memenuhi misi dan tujuannya. Laboratorium sekolah dapat
digunakan sebagai wahana untuk pengembangan penalaran, sikap dan keterampilaan
peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan
laboratorium menurut Sappaile (2007:11) didukung oleh tiga faktor yaitu
peralatan, bahan dan fasilitas lainnya, tenaga laboratorium, serta bimbingan
pendidik yang diperoleh peserta didik dalam
melakukan tugas-tugas praktik.
Tenaga
laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang sangat
diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah
melalui kegiatan laboratorium. Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, tenaga
laboratorium sekolah merupakan tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan
adanya kualifikasi, standar kompetensi, dan sertifikasi.
Dari uraian
keterangan diatas, maka sikap dan hubungan sosial di lingkungan sekolah,
khususnya lingkungan laborat SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit haruslah
benar-benar dilaksanakan dengan sikap profesional sesuai porsi tugas
masing-masing. Serta diharapkan dengan adanya pemahaman dan tugas masing-masing
dari petugas dilingkungan laborat, hal tersebut bisa memajukan kegiatan di
laboratorium. Maka, didalam makalah ini akan dibahas mengenai “Implementasi
Kompetensi Sosial dalam Pengelolaan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah
Batealit”.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan
judul makalah ini yaitu “Implementasi Kompetensi Sosial dalam Pengelolaan
Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit”. Berkaitan dengan judul
tersebut, maka makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menciptakan hubungan yang baik
dan bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit.
2. Bagaimana peran Laboratorium SMP Islam
Asy-Syafi’iyah Batealit dalam hubungan sosial di sekolah.
C. BATASAN MASALAH
Dalam membatasi
dan memperjelas ruang lingkup pembahasan makalah ini, maka masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Cara-cara menciptakan hubungan yang baik dan
bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit.
b. Peran Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah
Batealit dalam hubungan sosial di Sekolah.
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasar pada
materi yang akan dibahas, adapun beberapa tujuan yang diharapkan dari adanya
makalah ini, yang diantaranya sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui cara-cara menciptakan
hubungan yang baik dan bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam
Asy-Syafi’iyah Batealit.
b. Untuk mengetahui peran Laboratorium SMP Islam
Asy-Syafi’iyah Batealit dalam hubungan sosial di Sekolah.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun
beberapa manfaat penelitian dari makalah yang diharapkan oleh penulis, yaitu
sebagai berikut:
1. Makalah ini dapat memberi sedikit maupun
bamyak informasi mengenai bagaimana cara-cara menciptakan hubungan yang baik
dan bekerjasama di lingkungan Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit, sehingga
tercipta hubungan yang baik.
2. Makalah ini dapat mengetahui peran
Laboratorium SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit dalam hubungan sosial di
Sekolah, baik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sehari-hari maupun di luar
sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPETENSI PENGELOLA LABORATORIUM
Berdasarkan Permendiknas
No. 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah seorang
kepala laboratorium perlu adanya kualifikasi, standar kompetensi dan
sertifikasi. Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah menurut
Permendiknas melalui jalur guru/pengelola laboratorium antara lain: (1)
pendidikan minimal sarjana (S1), (2) berpengalaman minimal 3 tahun sebagai
pengelola praktikum, (3) memiliki sertikat kepala laboratorium sekolah/madrasah
dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan pemerintah.
Kompetensi
utama yang harus dipenuhi sesuai dengan Permendiknas No. 26 Tahun 2008 tersebut
adalah: (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi sosial, (3) kompetensi
manajerial, (4) kompetensi profesional.
B. KOMPETENSI SOSIAL
Kompetensi
sosial adalah kemampuan guru/pengelola laboratorium untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru/pengelola laboratorium, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar. Arikunto (1993:239)
mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru/pengelola laboratorium
memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama
guru/pengelola laboratorium, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan
anggota masyarakat.
Menurut
undang-undang guru/pengelola laboratorium dan dosen kompetensi sosial adalah
“kemampuan guru/pengelola laboratorium untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru/pengelola laboratorium,
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138)
mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang
agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini
termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab
sosial.
C. HUBUNGAN SOSIAL MASYARAKAT SMP ISLAM
ASY-SYAFI’IYAH BATEALIT
Kompetensi
sosial merupakan kemampuan guru/ pengelola laboratorium sebagai bagian dari
masyarakat, adapun gambaran umum hubungan sosial di SMP Islam Asy-Syafi’iyah
Batealit meliputi sebagai berikut:
1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
4. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik memiliki indikator esensial : berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
5. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
6. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
7. Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap
siswa, sejawat dan masyarakat.
8. Luwes bergaul dengan siswa, sejawat dan
masyarakat.
D. HUBUNGAN SOSIAL GURU/PENGELOLA LABORATORIUM
SMP ISLAM ASY-SYAFI’IYAH BATEALIT
Adapun beberapa
kriteria yang diharapkan dan wajib dilaksanakan bagi semua masyarakat sekolah
khususnya guru dan pengelola laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit
dalam berhubungan satu sama lain baik dalam lingkungan sekolah secara langsung
maupun tidak langsung secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Hubungan dengan Peserta
Didik
a. Berperilaku secara profesional dalam
melaksanakan tugas didik, mengajar, membimbing, menerangkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b. Membimbing peserta didik untuk memahami,
menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga
sekolah, dan anggota masyarakat.
c. Mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki
karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan
pembelajaran.
d. Menghimpun informasi tentang peserta didik dan
menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
2. Hubungan dengan Orang
Tua/wali Siswa
a. Berusaha membina hubungan kerjasama yang
efektif dan efisien dengan orang tua/wali siswa dalam melaksanakanproses
pendidikan.
b. Memberikan informasi kepada orang tua/wali
secara jujur dan objektif mengenai perkembangan peserta didik.
c. Merahasiakan informasi setiap peserta didik
kepada orang lain yang bukan orang tua/walinya.
d. Memotivasi orang tua/wali siswa untuk
beradaptasi dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas
pendidikan.
e. Berkomunikasi secara baik dengan orang
tua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses
kependidikan pada umumnya.
3. Hubungan dengan Masyarakat
a. Melakukan semua usaha untuk secara besama-sama
dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya.
b. Menjalin komunikasi dan kerjasama yang
harmonis, efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan
mengembangkan pendidikan.
c. Memberikan pandangan profesional, menjunjung
tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan
dengan masyarakat.
d. Mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
e. Berkerjasama secara arif dengan masyarakat
untuk meningkatkan prestise dan martbat profesinya.
4. Hubungan dengan Sekolah
a. Memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi,
dan reputasi sekolah.
b. Memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif
dan kreatif dalam menciptakan keadaan yang kondusif.
c. Menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan
luar sekolah.
d. Menghormati rekan sejawat.
e. Saling membimbing antar sesama rekan sejawat.
f. Guru/pengelola laboratorium menjunjung tinggi martabat
profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan standar dan kearifan
profesional.
g. Guru/pengelola laboratorium dengan berbagai
cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara profesional dan
memilih jenis pelatihan yang relevan debgan tuntutan profesionalismenya.
Dari paparan
tersebut, semua pihak yang berada di lingkungan sekolah diwajibkan melaksanakan
tugas masing-masing berdasar dari panduan diatas. Sehingga, hubungan yang baik
dapat tercipta di lingkungan SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian bahasan yang telah di sampaikan diatas dengan judul “Implementasi
Kompetensi Sosial dalam Pengelolaan Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit”
dapat penulis simpulkan bahwa:
1. Adanya hubungan yang baik di lingkungan
Laboratorium di SMP Islam Asy-Syafi’iyah Batealit diharapkan bisa menciptakan
kondisi di sekolah yang lebih baik dan mampu meningkatkan hubungan sosial
masyarakat di lingkungan tersebut.
2. Pengelolaan laboratorium harus dilaksanakan
sesuai dengan tujuan dan fungsinya, serta dikelola dengan SDM yang profesional
sehingga masyarakat sekolah dapat berinteraksi dengan baik.
B. SARAN
Bertolak dari
peranan laboratorium yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program
pendidikan di sekolah, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Pengelolaan serta penciptaan hubungan yang
baik dalam lingkungan laboratorium diharapkan selalu tetap dijaga dan selalu
ditingkatkan demi terlaksanakannya hubungan sosial yang tinggi.
2. Laboratorium sebaiknya dikelola oleh sumber
daya manusia (SDM) yang baik sehingga hal tersebut bisa memberi dampak positif
pada keadaan di sekolah tersebut.